Selasa, 02 Desember 2014

Belahan Jiwa

Belahan jiwa atau (jodoh) kita sedikit banyak pasti mempunyai banyak kemiripan atau kesamaan dalam segala hal dan mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda, jika keduanya di satuhkan maka akan sempurnah, Sehingga kekurangan di satu pihak akan terisi oleh kelebihan di pihak yang lain begitu pula sebaliknya.“( renungkanlah )

Belahan jiwa itu bagaikan hati di belah dua. Sesuatu yang kelihatan sama tapi tidak sama karena yang satu ada disebelah kiri dan lainnya ada disebelah kanan. Bila keduanya disatukan bagaikan hati yang utuh dan sempurna. Belahan jiwa yang satu dengan yang lain akan disebut sebagai jiwa yang utuh bila keduanya bersatu. Namun bila keduanya terpisah maka jiwa tersebut tidaklah utuh dan selalu merana karena ketidak utuhan tersebut.
Jadi belahan jiwa itu adalah pasangan yang mempunya sifat, karakter, kebiasaan, kesenangan dan wajah yang hampir mirip, dan keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda, namun ketika disatukan maka itulah kesempurnaan hidup, karna keduanya akan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Bila seseorang sudah merasa sebagai belahan jiwa bagi pasangannya, maka dia akan merasakan apa yang bagian lain rasakan walaupun mereka berada pada jarak yang berjauhan. Mereka akan berkomunikasi dengan getaran jiwa masing-masing tanpa dapat dimengerti kejadian prosesnya.
Pasangan jiwa yang utuh akan melakukan suatu tarikan antara belahan jiwa yang satu dengan yang lainnya untuk berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pasangannya. Pasangan jiwa yang utuh ini adalah pasangan suami istri yang menyatu. Sehingga kebahagiaan dari suaminya adalah pada saat istrinya merasakan bahagia begitu pula sebaliknya. Karena bila yang satu membuat pasangannya menderita pada dasarnya dia telah membuat dirinya sendiri menderita. Sebagaimana tangan kanan kita apabila yang sebelah kiri terluka maka tangan yang kanan akan berupaya membantunya agar luka yang ada bisa disembuhkan dengan baik.
Oleh karena itu, perhiasan yang paling istimewa di dunia ini bagi seorang suami adalah mempunyai seorang istri yang menyenangkan batinnya, begitu pula sebaliknya. Jadi pasangan hidup yang diharapkan adalah pasangan yang dapat membuat kenyaman hatinya saat di rumah dan juga saat di luar rumah. Secara fitrahnya bila seseorang telah berkeluarga maka imannya akan sempurna, kebahagiaannya akan berlipat dan kedamaiannya akan meresap dalam keluarga tersebut.
Yang perlu kita ketahui bahwa manusia diciptakan di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta. Ibadah manusia kepada-Nya dapat dalam berbagai bentuk, salah satu diantaranya adalah saling menyempurnakan pasangan hidupnya. Bila itu tidak dilakukan maka pada dasarnya seseorang telah menyalahi aturan kehidupan yang sebenarnya, sehingga wajar saja bila batinnya tidak merasakan kebahagiaan yang hakiki.
Bila terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan serta membuat keduanya bertengkar secara terus menerus, berarti disini ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang tidak menempati pada fitrahnya. Karena pertengkaran itu bukanlah sebagai tujuan hidup suatu pernikahan. Yang terbaik bagi keduanya adalah sama-sama berintropeksi apa yang seharusnya mereka lakukan untuk kesempurnaan pasangannya. Bukan menuntut kesempurnaan dari pasangannya tanpa menyatukan diri kita dengannya, karena hal itu tidak mungkin tercipta tanpa penyatuan keduanya secara utuh.
Perceraian umumnya disebabkan oleh tuntutan dari masing-masing yang mengharuskan pasangannya seperti dirinya. Padahal belahan jiwa sejati adalah sesuatu yang sama namun tidak sama. Bila semuanya sama maka tak perlu lagi adanya penyatuan jiwa. Seorang pasangan hidup yang baik itu antara yang satu dengan yang lainnya akan saling menutupi kekurangannya serta saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan hidupnya.
Ada satu hal yang kadang orang memahaminya setengah-setengah akan hak dan kewajiban masing-masing. Seorang suami kadang hanya menuntut haknya dengan meminta pelayanan terbaik dari istrinya begitu pula istri selalu menuntut hak akan perhatian dari suaminya. Padahal hak dan kewajiban ini harus beriring dan seimbang. Pada saat kita menuntut hak maka pada saat yang bersamaan kitapun dituntut untuk melakukan kewajiban pada pasangan kita. Namun, bila cinta dan kasih sayang sudah meresap pada pasangan hidup masing-masing. Maka hak dan kewajiban bagaikan sebuah kehidupan yang menghiasi keindahan mereka bersama.

Cinta yang Sempurna

Cinta yang sempurna adalah saat mencintai segala kekurangannya dan tidak melihat apa yang jadi kelebihannya dan ada apanya.

Lirik Yovie & Nuno – Tanpa Cinta

Aku mencintaimu tanpa syarat
aku rela menunggu sangat lama
katamu suatu saat aku pasti
jadi cintamu, satu cintamu
aku ingin kau menerima seluruh hatiku
aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kmu
namun bila kau tak bisa menerima aku
lebih baik ku hidup tanpa cinta
haruskah ku bersabar tanpa batas
aku masih ingat semua janjimu
namun setalah kamu mengenal dia
kau berubah, kau tak sama
aku ingin kau menerima seluruh hatiku
aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kmu
namun bila kau tak bisa menerima aku
lebih baik ku hidup tanpa cinta
bodohkah diriku yg teralu setia padamu
disaat kau tak sungguh sungguh
mencintai aku (mencintai aku)
menginginkan aku (menginginkan aku)
ohh..
aku ingin kau menerima seluruh hatiku
aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kmu
namun bila kau tak bisa menerima aku
lebih baik ku hidup tanpa cinta
aku ingin kau menerima seluruh hatiku
aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kmu
namun bila kau tak bisa menerima aku
lebih baik ku hidup tanpa cinta
lebih baik ku hidup tanpa cinta..
ouwo..